Fisiologi Siklus Menstruasi


Tahun-tahun reproduksi normal wanita ditandai dengan adanya perubahan laju sekresi hormon-hormon yang memberikan efek berulang setiap bulannya terutama pada perubahan fisik yang nyata pada ovum. 
Pola ritmis ini disebut dengan siklus menstruasi. Yang dijadikan sebagai pencapaian dalam siklus ini adalah pematangan sel telur (OVULASI) dan persiapan organ interna menyambut implantasi (penempelan ovum kerahim setelah fertilisasi).



Mulai dari kelahiran, terdapat kurang lebih 1 juta sel telur yang masing-masing dikelilingi oleh selapis sel granulosa (folikel primordial) pada setiap perempuan. Diyakini, sel-sel granulosa tersebut berfungsi memberi makanan untuk ovum dan menyekresi faktor penghambat pematangan oosit sampai berkembangmya fungsi dari struktur penghasil hormon pengatur reproduksi pada perempuan.
Perlu diketahui, bahwa pada masa kanak-kanak, hampir tidak ada hormon gonadotropik hipofisis yang disekresi, berkaitan dengan struktur yang masih dalam proses pengembangan yang dimaksud diatas.


Saat memasuki usia pubertas (sekitar 9-12 tahun), terdapat aktivitas saraf nukleus arkuatus pada Hipotalamus mediobasal yang menyebabkan pelepasan hormon (dalam hal ini GnRH) secara pulsatil, sekitar 5-25 menit setiap 1-2 jam. Sekresi GnRH merangsang pelepasan LH (secara pulsatil) dan FSH dari kelenjar Hipofisis Anterior. Pada tahap awal ini, peningkatan FSH sedikit lebih besar daripada LH dan lebih awal beberapa hari.

FSH dapat mempercepat pertumbuhan 6 sampai 12 folikel primer setiap bulan. Pertumbuhan yang dimaksud antara lain :
  • Sel-sel granulosa mulai berproliferasi dengan cepat, menyebabkan terbentuk lebih banyak lapisan pada sel-sel tersebut.
  • Sel granulosa menyekresi AMH (Anti Mullerian Hormon) yang menyebabkan keadaan dimana hanya ada 1 folikel yang tumbuh melebihi semua folikel lain. Folikel lain yang kurang berkembang mengalami involusi (atresia).
  • Terbentuknya massa sel kedua yang disebut dengan teka. Terbagi menjadi dua :
  1.  Teka interna, mempunyai kemampuan menyekresi hormon steroid seks (estrogen dan progesteron).
  2. Teka eksterna yang berkembang menjadi kapsul jaringan ikat yang sangat vaskular (menjadi kapsul dari folikel yang sedang tumbuh)
Dibawah pengaruh LH sel teka akan mensintesis androgen yang akan berdifusi ke sel granulosa. Nantinya aromatase akan mengkonversi nya menjadi estrogen.
Dibawah pengaruh FSH sel granulosa akan menyekresi cairan folikular yang mengandung estrogen dalam konsentrasi tinggi. Pengumpulan cairan ini menyebabkan munculnya antrum di dalam massa sel granulosa (folikel antral). Kedua hal diatas meningkatkan konsentrasi estrogen.

Normalnya Estrogen menimbulkan umpan balik negatif (penghambatan) terhadap kelenjar hipofisis anterior dan hipotalamus sehingga menyebabkan penekanan pada sekresi FSH dan LH.
*Yang menjadi pertanyaan, bukankah FSH dan LH yang menyebabkan terjadinya peningkatan estrogen? Apabila estrogen terus menerus memberikan umpan balik negatif terhadap hipotalamus dan hipofisis anterior, bukankah estrogen akan semakin berkurang juga?
^Estrogen dapat menstimulasi penambahan produksi estrogen oleh sel granulosa, jadi estrogen akan tetap dihasilkan meskipun FSH dan LH menurun.

Peningkatan estrogen akan menyebabkan hal-hal berikut :

  1.      Jaringan kelenjar pada tuba fallopi berproliferasidan meningkatkan jumlah sel-sel epitel bersilia. Aktivitas silia juga meningkat untuk membantu mendorong ovum ke arah uterus.
  2.      .    Sel-sel stroma dan sel epitel endometrium berproliferasi dengan cepat sehingga mengalami penebalan sekitar 3-5 mililiter. Kelenjar endometrium khusus nya di daerah serviks akan menyekresi mukus yang encer mirip benang yang tersusun sepanjang kanalis servikalis, membentuk saluran yang membantu mengarahkan sperma ke arah uterus.

Agar ovulasi dapat terjadi, hal yang sangat penting selain efek dari FSH adalah pelonjakan hormon LH. Ada dua perkiraan penyebab terjadinya pelonjakan hormon LH :

  •      Sel-sel granulosa dari folikel mulai menyekresi progesteron dan hormon inhibin selain estrogen. Progesteron akan meningkatkan respon kelenjar hipofisis terhadap hormon GnRH sehingga LH disekresi lebih banyak.
  •      Hormon Inhibin akan memberikan umpan balik negatif terhadap kelenjar hipofisis dalam menyekresi FSH sehingga estrogen semakin berkurang.
  •       Berubahnya umpan balik dari estrogen terhadap kelenjar hipotalamus dan hipofisis. Dari negatif menjadi positif. Suatu keadaan dalam siklus menstruasi perempuan yang bertentangan dengan keadaan normal.
Efek lonjakan LH :
  •       Kapsul folikel mulai melepaskan enzim proteolitik dari lisosom yakni enzim kolagenase yang dapat memecah kolagen di jaringan ikat (folikel semakin membengkak dan terjadi degenerasi stigma)
  •     Kerusakan produk kolagen memicu disekresikannya prostaglandin ke jaringan folikuler. Prostaglandin akan menyebabkan sel otot polos di teka eksterna berkontraksi dan folikel akhirnya ruptur, disertai dengan pengeluaran ovum dengan 2-3 lapisan sel granulosa (dikenal dengan korona radiata).
Setelah beberapa jam pertama sesudah ovum dikeluarkan, sel-sel granulosa dan teka interna berubah cepat menjadi sel lutein. Sel lutein ini terisi dengan inklusi lipid yan memberi tampilan kekuningan. Seluruh massa dari sel lutein disebut Korpus Luteum.
-      Sel-sel granulosa dalam korpus luteum mengembangkan  Retikulum endoplasma halus intrasel yang luas, yang membentuk sejumlah besar progesteron dan estrogen. Terjadi peningkatan progesteron dan estrogen.
-      Sel-sel teka membentuk hormon androgen, androstenedion dan testosteron yang nantinya akan dikonversi menjadi hormon-hormon wanita oleh sel granulosa.

Efek peningkatan progesteron pada organ interna :
  1.  Kelenjar endometrium semakin berkelok-kelok. Kelebihan substrat sekresinya akan bertumpuk dalam sel epitel kelenjar.
  2. Sitoplasma dari sel stroma bertambah banyak, simpanan lipid dan glikogen meningkat dalam sel stroma.
  3. Suplai darah ke endometrium meningkat.
  4. Endometrium mengalami perkembangan sekretorik dalam arti mengandung sejumlah besar cadangan nutrien yang dikondisikan untuk implantasi ovum nantinya.
Peningkatan progesteron dan estrogen menimbulkan umpan balik negatif terhadap hipotalamus dan hipofisis anterior, dibantu juga oleh sel inhibin yang disekresi oleh sel lutein.
FSH dan LH yang menurun mengakibatkan korpus luteum berdegenerasi dan selanjutnya kembali akan mengakibatkan penurunan estrogen dan progesteron.

Efek penurunan progesteron dan estrogen :
  1.             Endometrium mengalami involusi.
  2.            Pembuluh darah yang mengarah ke lapisan mukosa endometrium akan vasospasme (akibat dari   pelepasan vasokonstriktor prostaglandin), hal ini merupakan efek dari involusi.
Endometrium perlahan akan mengalami nekrosis khususnya dari pembuluh darah, akibatnya darah merembes ke lapisan vaskular endometrium. Lapisan superfisial endomertrium mulai berdeskuamasi.
Yang memicu terjadinya kontraksi uterus untuk mengeluarkan isinya adalah : massa jaringan deskuamasi dan darah di kavum uteri ditambah efek dari prostaglandin.

Cairan menstruasi normal nya tidak membentuk bekuan karena adanya fibrinolisin yang dilepaskan bersama dengan bahan nekrosis endometrium.

Penghentian sekresi progesteron dan estrogen serta inhibin akan menghilangkan umpan balik negatif terhadap hipotalamus dan hipofisis anterior sehingga FSH dan LH mulai disekresi dengan cepat kembali dan dapat merangsang pertumbuhan folikel baru, memulai siklus ovarium yang baru.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syok Hipovolemik

Etiologi dan Patogenesis Abortus Spontan