Etiologi dan Patogenesis Abortus Spontan
Abortus
spontan dapat dibedakan menjadi abortus Aneuploidi dan abortus Euploidi.
Abortus aneuploidi artinya abortus yang terjadi pada hasil konsepsi dengan
kelainan pada jumlah kromosom. Tidak banyak buku yang menjelaskan secara rinci
bagaimana keadaan aneuploidi mengakibatkan abortus. Namun secara pasti akan
terjadi gangguan pertumbuhan janin yang berakibat ke kelainan morfologi. Hal
ini juga akan mengganggu proses implantasi sehingga abortus berulang pun punya
peluang besar untuk terjadi. Selain itu, dilihat dari perubahan sistem imun
tubuh ibu saat hamil, kelainan kromosom pada janin ini tidak menimbulkan
keadaan dimana sistem imun ibu beradaptasi dengan kehadiran janin dalam rahim.
Sehingga sistem imun ibu akan menyerang janin dan tubuh tidak memfasilitasi
kehamilan.
Abortus
euploidi artinya abortus yang terjadi pada janin dengan kromosom yang normal.
Artinya penyebab abortus berasal dari luar janin.
1.
Defek
Anatomi Uterus.
Kelainan
anatomi uterus seperti adanya septum uterus, uterus bikornis, unikornis dan
didelfis mengakibatkan sempitnya ruang tumbuh untuk janin dan otomatis
endometrium untuk menopang implantasi konseptus juga akan berkurang. Hanya
sedikit yang dapat bertahan sampai kehamilan cukup bulan dengan kelainan
anatomi uterus ini dengan sebagian besar dalam keadaan sungsang ataupun
prematur.
Sindroma
Asherman adalah suatu keadaan dimana rongga uterus terdapat perlekatan.
Sindroma asherman dapat terjadi karena adanya luka pada rahim dan meninggalkan
jaringan parut pada dinding rahim. Selain itu operasi kuretasi pada rahim juga
menyebabkan sindroma asherman. Pada
sindroma ini, disebutkan bahwa stroma pada dinding rahim berganti menjadi
epitel yang tidak bereaksi terhadap hormon kehamilan dan menyebabkan terganggunya
proses implantasi. Selain itu, hal ini menyebabkan pasokan darah pada permukaan
endometrium berkurang dan dapat mengakibatkan atrofi uterus sehingga abortus
dapat terjadi.
Inkompetensi
serviks uterus, dapat terjadi karena riwayat operasi pada daerah sekitar
panggul dan juga bisa merupakan bawaan dari lahir. Ke-tidak kompeten dari
serviks uterus ini dapat menyebabkan uterus prolaps melalui vagina yang diikuti
pecahnya ketuban dan ekspulsi jaringan (konsepsi) imatur.
2. Gangguan
Hormonal.
Defek fase luteal adalah keadaan dimana
korpos luteum tidak menghasilkan progesteron yang cukup untuk memenuhi
fungsinya dalam fisiologis kehamilan.
Progesteron sendiri memiliki beberapa
fungsi yakni :
a. Menyebabkan
sel-sel desidua tumbuh di endometrium uterus.
b. Menurunkan
kontraktilitas uterus gravid untuk mencegah abortus spontan.
c. Meningkatkan
sekresi tuba falopii dan uterus ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai
untuk perkembangan morulla dan blastokista.
Jadi
dapat dimengerti bahwa insufisiensi progesteron dapat berdampak buruk bagi
janin.
Ibu
hamil dengan penyakit DM yang menyertai akan mengakibatkan insufisiensi
plasenta terutama untuk hal nutrisi bagi janin. Pada penderita DM, hormon
insulin yang berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glukagon diproduksi
sidikit. Glukosa sendiri tanpa insulin tidak dapat dikonsumsi oleh tubuh. Janin
akan kekurangan nutrisi dan dapat berujung pada kematian janin.
Hipertiroid
menyebabkan jantung memompa lebih cepat sehingga peredaran darah juga melaju
dengan cepat. Hal ini bila dibiarkan terus dalam waktu yang lama akan
menyebabkan otot jantung menajadi melemah, dan mengganggu sirkulasi
uteroplasenta.
3. Infeksi.
Pelaku dari infeksi pada kehamilan dapat
berupa bakteri, virus, parasit dan spirokaeta. Adanya metabolik toksik,
endotoksik, eksotoksin berdampak langsung pada janin atau unit fetoplasenta.
Infeksi janin bisa berakibat kematian janin atau cacat berat sehingga janin
sulit bertahan hidup. Infeksi pada plasenta yang berakibat insufisiensi plasenta
juga dapat berujung ke kematian janin.
4. Faktor
Imunologik
Pada ibu dengan kelainan autoimun,
terdapat antibodi antifosfolipid dengan jumlah yang banyak. Hal ini akan
menimbulkan efek yang buruk pada pembuluh darah, dimana akan terjadi trombosis
yang dapat mengganggu peredarah darah uteroplasenta.
Patogenesis Abortus Spontan
Komentar
Posting Komentar